Hallo, Saya Shelvia Purnama Pratiwi salah satu mahasiswa dari Universitas Dehasen Bengkulu. Saya mahasiswa semester 2 di Fakultas Kesehatan Prodi S1 Ilmu Keperawatan. Kali ini saya mendapatkan tugas membuat blog oleh bapak Ricky Zulfiandry, M.Kom pada mata kuliah wirausaha digital. Diblog ini saya ingin memperkenalkan Bumi Emas yang tersembunyi di Bengkulu, daerah ini juga sering disebut Batavia Kecil yang sudah dikenal sejak zaman kolonial belanda. Selain itu, desa ini merupakan daerah asal emas yang berada di MONAS Jakarta. Percaya atau tidak kah kalian? Yuk simak penjelasan lebih lengkap dan tentunya menarik sobat.
LATAR BELAKANG
Lebong Tandai adalah salah satu desa di Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Indonesia. Lebong Tandai memiliki arti yaitu Lobang yang di Tandai atau bekas penambang emas. Wilayah Lebong Tandai berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang dikelilingi oleh bukit barisan. Desa ini dialiri oleh Sungai Lusang yang cukup jernih dan terdapat Bendungan bernama "Tokorotan" yang dibangun oleh kolonial Belanda. Kebutuhan listrik di Lebong Tandai terpenuhi selama 24 jam oleh sebuah turbin air peninggalan Belanda yang selalu terawat hingga saat ini.
KAWASAN PENAMBANGAN

Desa Lebong Tandai dikenal sebagai kawasan penambangan emas sejak zaman kolonial Belanda tahun 1910. Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, tambang emas dan peninggalan berupa bangunan Belanda diambil alih oleh rakyat Lebong Tandai. Konon, emas di puncak monas berasal dari desa Lebong Tandai yang merupakan pemberian pengusaha asal Aceh bernama Teuku Markam. Kemudian pada tahun 1988, warga Lebong Tandai ditransmigrasikan paksa oleh PT Lusang Mining yang akan memperluas tambang emas di desa itu. Namun, pada tahun 1994 PT Lusang Mining bangkrut dan meninggalkan Lebong Tandai. Warga asli Lebong Tandai yang sempat ditransmigrasikan paksa kembali ke tanah kelahiran mereka. Kini wilayah Lebong Tandai beralih dari desa tambang menjadi sebuah kota baru. Ramainya kegiatan penambangan membuat Lebong tidak hanya sebagai wilayah yang aktif memproduksi bahan galian logam mulia, tetapi juga turun memberikan dorongan bagi pusat pemerintahan dan perekonomian baru. Program kolonisasi di Lebong menciptakan hubungan interaksi sosial yang baru dalam kehidupan masyarakat Lebong Tandai, yakni interaksi antara penduduk asli dan pendatang. Namun demikian, karena letak wilayah Lebong Tandai yang memang berada di pedalaman hutan Bengkulu Utara dengan topografi yang sangat landai dan curam, maka kemudahan transportasi sangat sulit untuk dilakukan.
POTRET BATAVIA KECIL

Gambar ini merupakan bukti nyata adanya penjajahan kolonial belanda di desa Lebong Tandai pada zaman dahulu sebelum kemerdekaan indonesia.
KEINDAHAN ALAM DAN KERAMAHAN MASYARAKAT
Secara geografis desa ini dikelilingi oleh perbukitan. Sebelah utara berbatasan dengan Bukit Boharu, sebelah selatan berbatasan dengan Bukit Husin. Selain itu desa ini juga dibentengi oleh Bukit Kelumbuk dan Bukit Lebong Baru. Di desa ini terdapat sekitar 200-an KK (Kepala Keluarga) yang mayoritasnya adalah penambang emas. Masyarakat desa ini sangatlah ramah, mereka akan dengan senang hati menyambut para pendatang yang berkunjung untuk melihat – lihat desa mereka. Warga desa akan dengan senang hati menawarkan kalian untuk menginap loh sob. Kalian tidak perlu takut kelaparan saat mengunjungi desa ini karena warga desa juga banyak yang membuka warung makan dan warung kelontong. Lebong Tandai juga memiliki air terjun yang berasal dari bendungan Tokorotan yang dibangun oleh belanda setinggi 25 meter dan merupakan habitat ikan endemik Suku Pekal yaitu ikan kelari. Desa ini juga dialiri oleh Sungai Lusang sebagai pembangkit listrik dan sarana pengairan loh sob.

foto salah satu masyarakat menangkap ikan
OBJEK WISATA

Walaupun letaknya terpencil tapi desa ini menyuguhkan banyak objek wisata. Mulai dari Gudang Ampas Emas peninggalan Belanda yang masih berdiri kokoh, pemandian air panas dan Napal Petak di Sungai Air Karang Sulu. Selain itu 5 km dari permukiman warga atau di daerah Air Suwo juga terdapat objek wisata Napal Basurat yaitu dinding sungai dengan kaligrafi arab. Bahkan kalian juga bisa menemukan situs sejarah Kerajaan Batu di Lubuk Ilan atau 6 km dari pusat desa dan juga terdapat Pemakaman Cina di Gunung Tinggi atau 3 km dari desa milik keluarga Chow Yung seorang saudagar kaya asal negeri Tiongkok yang datang untuk berniaga di Lebong Tandai dan wafat pada 1942 juga di desa ini. Kalian juga bisa mengunjungi banyak sekali Gua pertambangan emas yang saat ini masih aktif maupun sudah tidak aktif. JPackers juga bisa melihat langsung bagaimana proses pertambangan sampai penyulingan emas di desa ini. Di sini juga terdapat lokomotif uap peninggalan Belanda yang pernah digunakan untuk mengangkut emas dan lokomotif diesel peninggalan perusahaan Australia yang diberi nama Bobby.
SARANA TRANSPORTASI

Untuk kalian pecinta kereta api daerah ini wajib menjadi daftar destinasi impian kalian. Karena untuk menuju desa ini transportasi utama yang bisa kalian naiki adalah MOLEK atau motor lori ekspres. Dengan tarif sebesar 75 ribu untuk sekali jalan. Titik awal molek ini terdapat di Desa Air Tenang daerah Napal Putih. Karena letak desa yang berada di tengah hutan, pada tahun 1900-an pemerintah Belanda memutuskan membuat jalur kereta sepanjang 35 km dengan ukuran rel 600 mm untuk mengangkut hasil emas keluar dari desa. Dibuatnya jalur rel ini dinilai lebih efektif dibanding membuka hutan untuk membuat jalur akses jalan kendaraan pada masa itu. Sepanjang jalur lori ini kalian akan melewati hutan belantara, hutan sawit dan tiga terowongan yang dibuat manual saat mendekati desa. Sebenarnya pada tahun 2020 TNI sudah membuka jalur kendaraan untuk menuju desa ini yang selesai pada 2023 tapi karena masih berupa tanah yang licin dan berlumpur saat hujan MOLEK masih menjadi pilihan utama warga desa. Meskipun dengan jalur yang sudah rusak dan banyak rel yang patah. Meskipun saat ini kondisi MOLEK dan jalurnya sangat memprihatinkan tapi dulu pada masa kejayaannya MOLEK ini terbilang mewah karena memiliki lokomotif dan gerbong – gerbong yang sangat bagus.
DESA MODERN
Sekalipun berada di tengah hutan tapi akses listrik dan internet sangat memadai loh sob. Warga desa memanfaatkan aliran Sungai Lusang untuk menggerakkan puluhan dinamo microhydro yang memiliki kapasitas 5.000 watt yang mampu menyala 24 jam dalam sehari. Dengan kapasitas listrik 5.000 watt kebutuhan listrik warga desa sudah terpenuhi termasuk kebutuhan listrik untuk Masjid Al-Muhajirin yang merupakan masjid utama di desa.
Terimakasih sudah mau berkunjung, tertarik berkunjung ke desa ini? Bisa langsung hubungi saya ya:)
Komentar
Posting Komentar